Ujaran Kebencian di Twitter Melonjak Setelah Elon Musk Memimpin, Begini Kata Lembaga Pengamat

Grafik ujaran kebencian menurut Elon Musk dan Twitter. Source: Twitter/@elonmusk

Elon Musk, pemilik platform Twitter saat ini pernah mengklaim bahwa ujaran kebencian di platform yang dibelinya itu mengalami penurunan secara drastis semenjak ia mengambil alih.

Namun, fakta di lampangan tampak berbeda 180 derajat dengan klaim Musk itu. Gelombang PHK di internal perusahaan Twitter, penonaktifan sejumlah akun terverifikasi, dan berbagai tindakan radikal yang dilakukan Musk telah membuat publik melemparkan hujatan kepadanya.

Dua lembaga pengamat yaitu Center for Countering Digital Hate (CCDH) dan Anti-Defamation League (ADL) merilis hasil pengamatan tentang fenomena yang terjadi di Twitter itu pada hari Jumat, 2 Desember 2022. Keduanya menyatakan bahwa ujaran kebencian di Twitter memang melonjak tinggi semenjak Musk memimpin platform burung biru tersebut.

Dilansir dari CNN Bisnis, CCDH secara khusus menyebutkan bahwa saat ini penggunaan n-word meningkat menjadi tiga kali lipat dari rata-rata tahun 2022.Selain itu, cercaan yang dilontarkan kepada kaum minoritas LGBTQ seperti gay dan trangender juga meningkat masing-masing 58% dan 62%. Di laporan terpisah, ADL juga mengungkapkan berkurangnya tindakan moderasi terhadap unggahan berunsur anti-semitisme.

Kedua lembaga itu khawatir terhadap keberlangsungan Twitter kedepannya sebagai platform komunikasi paling berpengaruh di dunia. Sebab, hal ini mungkin saja akan terus terjadi dan akan semakin buruk seiiring di-PHK-nya sebagian staf di bagian moderasi konten oleh Twitter.

The New York Times juga memberitakan pelonjakan kasus ujaran kebencian di Twitter pada hari Jumat, 2 Desember 2022.

Elon Musk pun merespon hal tersebut dengan mencuit “bukti” menurunnya ujaran kebencian di platformnya itu. Ia juga mengatakan bahwa Twitter Safety akan terus mempublikasikan data tersebut setiap pekan.

(Dimas Septo Nugroho)

Baca juga di E-Paper Harian Disway.

Comments

Popular Posts